Penulis: Zulkifli Liputo, Koordinator Lembaga Sertifikasi Profesi Pers Indonesia bagian Timur.
Afirmasi.news, Gorut – Terpilihnya Thariq Modanggu, S.Ag., M.Pdi dan Hj. Nurjanah Hasan Yusuf,S.I.P sebagai nakhoda baru di Kabupaten Gorontalo Utara (Gorut ) bukan sekadar pergantian pucuk pimpinan.
Ini adalah momentum strategis yang menghadirkan harapan baru, mengingat rekam jejak dan karakter keduanya yang berakar kuat pada pemahaman terhadap masyarakat.
Thariq Modanggu, yang akrab disapa “Oki,” dinilai membawa kedalaman intelektual dan kepekaan sosial.
Perjalanannya dari seorang aktivis, penulis, dan dosen IAIN Sultan Amai Gorontalo sebelum terjun ke kancah politik, menunjukkan bahwa keputusannya untuk memimpin bukan didasari ambisi semata, melainkan panggilan untuk melayani.
Latar belakang ini memberinya bekal analisis yang tajam terhadap permasalahan sosial dan potensi daerah.
Keberhasilan Thariq yang dikenal sangat ramah serta mudah bergaul dengan masyarakat kalangan bawah itu, adalah bukti nyata dari kemampuan membangun koneksi emosional dengan rakyatnya.
Ini krusial, sebab kebijakan yang baik lahir dari pemahaman yang mendalam tentang kebutuhan dan aspirasi warga.
Kehadiran Mariyati Mohamad, sang istri tercinta tentu menjadi pendamping yang tak kalah penting dalam perjalanan politiknya.
Di sisi lain, Nurjanah Hasan Yusuf, sebagai wakil bupati, adalah sosok perempuan kelahiran 1965 yang membawa karir politik cemerlang dan kesan bersahaja.
Kehadirannya tidak hanya melengkapi, tetapi juga memperkuat dimensi kepemimpinan yang inklusif.
Dalam lanskap politik yang masih didominasi laki-laki, sosok Nurjanah dapat menjadi inspirasi dan representasi bagi kaum perempuan Gorontalo Utara.
Pengalaman politik istri dari Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, Thomas Mopili, dinilai cukup matang, akan sangat membantu dalam menjalankan roda pemerintahan dan memastikan program-program yang dicanangkan dapat terimplementasi dengan baik.
Perpaduan Ideal untuk Pembangunan Berkelanjutan
Kolaborasi antara “Oki” dan Nurjanah adalah perpaduan ideal antara pemahaman akar rumput dan pengalaman birokrasi.
Thariq dengan kecerdasannya dalam menganalisis masalah dan kemampuannya merangkul berbagai elemen masyarakat, sementara Nurjanah dengan ketajaman politiknya dan pengalaman dalam menjalankan sistem.
Bersama, mereka diharapkan dapat merumuskan kebijakan yang tidak hanya responsif terhadap isu-isu terkini, tetapi juga berlandaskan pada sejarah dan kearifan lokal Gorontalo Utara.
Masyarakat Gorontalo Utara kini menaruh harapan besar pada duet ini.
Tantangan pembangunan, mulai dari peningkatan ekonomi lokal, infrastruktur, hingga kualitas sumber daya manusia, menanti di depan mata.
Namun, dengan kepemimpinan yang paham akan sejarah dan hidup masyarakatnya, Thariq Modanggu dan Nurjanah Hasan Yusuf memiliki modal kuat untuk membawa Gorontalo Utara menuju masa depan yang lebih sejahtera dan berdaya saing.
Bagaimana Anda melihat potensi sinergi antara latar belakang akademis dan aktivisme Thariq dengan pengalaman politik Nurjanah dalam memajukan Gorontalo Utara?